Ada kisah menarik tentang Nabi Khidir ‘Alaihis salam yang
disajikan dalam Islam Digest Harian Umum Republika Ahad, 3 Juli 2016. Kisah ini
disarikan dari buku Jurnal 1001 Kisah Teladan Muslim. Nabi Khidir ‘Alaihi salam
mendapatkan perintah dari Allah Ta’ala melalui mimpi.
Di dalam mimpi disebutkan, Allah Ta’ala memerintahkan Nabi
Khidir ‘Alaihis salam untuk berjalan ke arah barat. Kemudian, beliau
diperintahkan melakukan lima hal terkait lima peristiwa yang akan beliau temui
di sepanjang perjalanan.
“Pertama, makanlah apa yang engkau lihat (hadapi). Kedua,
sembunyikan apa yang engkau temukan. Ketiga, terimalah apa yang datang
kepadamu. Keempat, jangan kecewakan yang datang kepadamu. Kelima, larilah
engkau dari apa yang ditemui.”
Keesokan harinya, Nabi Khidir ‘Alaihis salam berjalan ke
arah yang diperintahkan. Agak lama perjalan yang ditempuh, sosok yang diutus
sebagai salah satu guru kehidupan bagi Nabi Musa ‘Alaihis salam ini bertemu
dengan sebuah bukit.
Nabi Khidir ‘Alaihis salam bingung. Sebab, perintah pertama
dalam mimpinya semalam menyebutkan, “Makanlah apa yang engkau temui.”
Beliau pun menebalkan tekad, mengumpulkan keyakinan. “Aku,”
ujar Nabi Khidir ‘Alaihis salam, “diperintahkan untuk memakan apa yang aku
temui, tapi ini sungguh mustahil (memakan bukit).”
Namun Nabi Khidhir ‘Alaihi salam terus mendekat ke arah
bukit hingga datanglah sebuah keajaiban. Bukit mengecil hingga sebesar roti.
Nabi Khidir ‘Alaihis salam pun mengambilnya dengan tangan lantas memasukkannya
ke dalam mulut.
“Alhamdulillah, aku telah berhasil melakukan perintah
pertama. Mudah-mudahan Allah Ta’ala memudahkan bagiku untuk menerima pelajaran
yang tersirat di dalamnya.” ujar Nabi Khidir ‘Alaihi salam, lalu melanjutkan
perjalanan.
Di tengah perjalanan, beliau menjumpai benda kedua. Sebuah
mangkuk berbentuk emas. Beliau langsung ingat dengan perintah dalam mimpi agar
segera menyembunyikannya. Maka beliau bergegas
menggali tanah untuk menyembunyikan mangkuk tersebut.
Anehnya, mangkuk emas itu bisa bergerak. Setelah dimasukkan
ke dalam lubang, ia bisa menembus tanah dan kembali ke permukaan. Terus
bergitu. Terulang berkali-kali.
Nabi Khidir ‘Alaihi salam tidak menghiraukan mangkuk emas
yang kembali muncul ke permukaan tanah berkali-kali meski sudah disimpan di
dalam tanah. Beliau melanjutkan langkah. Menuju arah yang diperintahkan dalam
mimpinya.
Di tengah melanjutkan perjalanan, ada seekor burung kecil
yang menghampirinya. Ia tengah dikejar oleh seekor elang. Kepada burung kecil,
Nabi Khidir ‘Alaihis salam teringat perintah ketiga; terimalah apa yang datang
kepadamu. Maka beliau pun menerima kehadiran si burung dan menyimpannya dengan
baik.
Tak lama setelah itu, datanglah elang yang kelaparan. Tanya
si elang, “Apakah Tuan melihat seekor burung yang tengah berlari? Aku didera
lapar. Jika melihatnya, tolong beritahukan kepadaku.”
Nabi Khidir kembali didera bingung. Burung elang adalah hal
keempat yang beliau temui. Perintahnya, jangan kecewakan yang datang kepadamu,
penuhi hajatnya.
Di waktu yang sama, Nabi Khidir ‘Alaihis salam merasa
kasihan jika harus melepaskan burung kecil, karena nyawanya terancam. Beliau
pun diam sejenak hingga mendapatkan ilham.
Akhirnya, Nabi Khidir ‘Alaihis salam membuat kesepakatan
dengan burung kecil dan burung elang. Beliau hendak memotong bagian tubuh
burung kecil, sebagiannya untuk diberikan kepada si elang.
Keduanya sepakat. Nabi Khidir ‘Alaihis salam melakukannya
dengan hati-hati, lalu memberikan potongan daging burung kecil kepada si elang.
Setelah makan, si elang pergi. Burung kecil juga dilepaskan.
Alhamdulillah, bisik Nabi Khidir ‘Alaihis salam, karena
Allah Ta’ala aku bisa melakukan apa yang diperintahkannya.
Nabi Khidir ‘Alaihis salam lantas bergegas melanjutkan
perjalanan. Masih ada satu hal yang akan beliau temui. Saat tengah melihat ke
sekeliling, terdapatlah seonggok bangkai. Inilah peristiwa kelima yang
diperintahkan, tinggalkanlah apa yang engkau temui. Jangan dihiraukan.
Hikmah Lima Kejadian
Nabi Khidir ‘Alaihi salam pun bergegas mencari tempat untuk
beristirahat. Saat malam tiba, beliau berdoa kepada Allah Ta’ala, meminta
petunjuk atas hikmah di balik lima peristiwa yang dialami.
Di dalam mimpi, beliau mendapati sebuah suara yang
menjelaskan maksud dari lima peristiwa yang dialami.
Pertama, yang diperintahkan untuk dimakan itu marah.
Mula-mula terlihat besar, tapi jika bersabar, mengawal, dan menahannya maka
kemarahan itu semakin kecil, tidak terasa.
Kedua, mangkuk emas merupakan perlambang kebaikan.
Disembunyikan seperti apa pun, dia akan tetap terlihat.
Ketiga, burung kecil merupakan perlambang amanah. Harus
diterima. Jangan dikhianati.
Keempat, jika ada orang yang datang menyampaikan keperluan,
berikanlah meski engkau membutuhkannya.
Kelima, bau yang busuk itu merupakan ghibah atau
menceritakan keburukan seseorang sehingga harus ditinggalkan.
Mahabenar Allah Ta’ala dengan segala firman-Nya dan segala
hikmah yang Dia berikan di balik semua perintah.
Wallahu a’lam.
ANDA MUNGKIN MEMINATI
- Uwais Al-Qarni Anak yang Makbul Doanya kerana Ketaatan pada ibunya dan merupakan Penghuni Langit
- Nabi Luth Dan Azab Kepada Kaumnya Yang Homosexual
- Tangisan Rasulullah SAW Di Padang Mahsyar
loading...
0 Response to "Kisah Nabi Khidir Menelan Bukit dan Sebuah Mangkuk Emas"
Post a Comment