TIDUR pagi, memang terasa mengenakkan, terutama bagi mereka
yang memang tak bisa mengelakkannya. Usai Subuh, kepala langsung terasa berat
dan hati pun seolah mendesak agar badan segera rebah dan secepat mungkin
memejamkan mata.
Mungkin wajar, membuat kondisi tubuh memang lejar. Tetapi,
jika tanpa sebab, lantas setiap pagi melenakan diri dengan tidur, aduhai betapa
ruginya.
Sedang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam setiap pagi
hari memanjatkan doa untuk umatnya. اللَّهُمَّ
بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah berikanlah berkah kepada
umatku di pagi hari mereka.” (HR. Tirmidzi).
Artinya, pagi bukan saatnya untuk berleyeh-leyeh, apalagi
kembali pulas mendengkur. Oleh sebab itu, mesti ada niat dan ikhtiyar kuat
dalam diri agar kita tidak termasuk umat Islam yang kehilangan berkah, justru
di awal suatu hari bermula.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang
itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”
Rasulullah menjelaskan, barangsiapa yang tidak bagun di pagi
hari,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : { يَبْلُغُ
بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ
أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا
نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ
عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا
اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ
وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ فَإِذَا
صَلَّى انْحَلَّتْ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَ
إِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ}.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu
’alaih wa sallam bersabda: “Setan akan mengikat tengkuk salah seorang dari
kalian saat tidur dengan tiga ikatan ia akan membisikkan kepadamu bahwa malam
masih panjang, jika ia terbangun lalu berdzikir pada Allah lepaslah satu
ikatan, jika ia berwudlu maka lepaslah dua ikatan, dan jika ia melanjutkan
dengan sholat, maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia
mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat, namun jika tidak, maka
dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.” [HR
Bukhari]
Pertama, berdzikir
Dzikir pagi adalah amalan yang patut digalakkan. Karena
selain membuat lebih bersemangat di pagi hari juga berdampak dimudahkan segala
urusan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Dzikir pagi dibaca
saat masuk waktu Subuh hingga matahari terbit. Namun boleh juga dibaca sampai
matahari akan bergeser ke barat. Soal bacaan wirid, ada bermacam-macam pilihan.
Masalah dzikir pagi ini, Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ
ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
“Hai orang-orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan
bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzaab : 41-42].
Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
” لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ
حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ
أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيل،
وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ
إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ
أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ
أَعْتِقَ أَرْبَعَةً ”
“Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir
kepada Allah ta’ala mulai shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi
daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk
bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai shalat ‘Ashar hingga
tenggelam matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.”
[HR: Abu Daawud, Al-Baihaqiy]
Kedua, tilawah Al-Qur’an
Tilawah Al-Qur’an, terlebih jika diniati untuk dibaca dengan
penuh penghayatan, perenungan dan kesiapan hati mengikuti dan mengamalkan
kandungannya, hal ini akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap
menyudahi Shubuh dengan kebaikan, ilmu dan spirit iman yang lebih hidup.
Terlebih waktu Shubuh udara masih bersih, suasana belum
bising dan fisik juga masih segar. Tentu hal tersebut akan memudahkan akal,
hati dan emosi lebih cepat merasakan getaran, kesan dan spirit dari ayat demi
ayat yang dibaca.
Bahkan, para penghafal Qur’an, memanfaatkan waktu emas ini
sebagai momentum untuk muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya). Andaikata hanya
bisa tilawah selembar atau dua lembar, sebagai langkah awal, ini tentu suatu
kemajuan yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Ketiga, memulai beraktivitaslah
Rasulullah, tidak menjumpai pagi melainkan bergegas dalam
beraktivitas.
Seperti yang Allah firmankan;
وَإِذْ
غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ
الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan (ingatlah), ketika kamu
berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin
pada beberapa tempat untuk berperang.” (QS. Ali Imron [3]: 121).
Jadi, tidak salah jika bangsa Arab mengenal petuah, “Waktu
adalah pedang.” Kemudian dalam bahasa kita dikenal, “Siapa cepat dia dapat.”
Dengan kata lain, siapa bergegas dalam beraktivitas insya Allah dia akan
sukses. Sinkron dengan apa yang jamak diketahui orang, “Man jadda wajada”
(Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).
Dengan demikian, selesai sholat Subuh, selesai tilawah, jangan
rebahkan badan. Tapi bangkit dan bergeraklah melakukan aktivitas mulia lainnya.
Seperti menyapu rumah, mencuci piring, atau apapun yang pada intinya tubuh bisa
bergerak sehingga lepas dari gelayutan mata yang memaksa diri terus mengangut.
Keempat, segerakan mandi
Kebaikan, dalam Islam hukumnya mesti disegerakan, demikian
pula halnya dengan mandi di pagi hari. Andaikata jam keluar rumah terbilang
masih siang, menyegerakan mandi pagi jelas tidak merugikan.
Selain akan memberikan kesegaran lebih dini, waktu untuk
melakukan persiapan sebelum menjalani rutinitas harian di luar rumah, bisa
dilakukan lebih awal, sehingga mencegah adanya barang tertinggal atau urusan
yang terselap, termasuk terhindar dari berangkat terburu-buru. Dengan begitu,
insya Allah, semua urusan akan berjalan sesuai rencana.
Kemudian, dalam tinjauan medis, mandi pagi memberikan banyak
keuntungan. Mulai dari lancarnya peredaran darah, meningkatnya produksi sel
darah putih, mengurangi resiko darah tinggi, serta meningkatkan kesuburan.
Kelima, beramal
Diriwayatkan sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda;
إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ
يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ
، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا
وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ
وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ
“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak
ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan
dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan
dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka
lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang
selalu berterusan . Lakukanlah ibadah (secara berterusan) di waktu pagi dan
waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” [HR.
Bukhari no. 39]
Keenam, Shalat Dhuha
Shalat Dhuha merupakan sunnah mu’akkadah, terbukti telah
dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan
Muslim, dari hadits Aisyah radhiallahu
anha, dia berkata;
( كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا
شَاءَ اللَّهُ )
“Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai
keinginannya.”
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ
عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ
أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ
يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diharuskan bagi
seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih
(subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa
sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai
sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah.
Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang
dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan
melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”[HR Muslim]
Adalah Ibnul Qayyim Dalam Kitab Zaadul Ma’ad, (4/378) pernah
berkata tentang empat hal yang akan menghampat datanganya rizki;
“Empat hal yang menghambat datangnya
rizki: tidur di waktu pagi,sedikit
shalat, malas-malasan dan berkhianat.”
Semoga empat hal yang
dimaksud Ibnu Qayyim tidak masuk di antara kita semua. Selamat menjemput
berkah pagi hari.*
loading...
0 Response to "6 Amalan Waktu Pagi Agar Aktiviti Seharian Lebih BERKUALITI, Mendapat BERKAH, Dan DIPERMUDAH Segala Urusan!! MahsyaAllah Hasilnya Sangt Menakjubkan!!!"
Post a Comment