Saya mendapatkan kisah ini dari Ustadz Syaukani Ong,
beberapa tahun lalu di Surabaya. Kisah unik tentang seorang warga Amerika
Serikat yang akhirnya masuk Islam.
Awalnya, pria itu hanya mendengar hal-hal buruk tentang
Islam. Maklum, banyak stigma negatif yang dilekatkan media kepada agama yang
tumbuh cepat di Amerika dan Eropa ini.
Sebagai seorang yang terdidik, ia justru penasaran dengan
isu-isu tersebut dan ingin mengkajinya langsung dari sumber pertama; kitab
suci. Ia pun mencari Al Quran terjemah di toko buku di kotanya.
Tertantang, Akhirnya Masuk Islam
“Aneh, tidak ada nama penyusunnya,” gumamnya. Lazim
diketahui, mayoritas buku memiliki nama penyusun.
“Mungkin di dalamnya ada nama penyusun,” ia mencoba
membandingkan dengan Alkitab yang tertera nama penyusun di dalamnya. Ada Injil
Markus yang ditulis oleh Markus. Injil Matius yang ditulis oleh Matius.
Namun betapa terkejutnya ketika ia mendapati surat pertama
adalah Al Fatihah yang artinya pembuka.
“Ini bukan nama penulis.”
Apalagi surat kedua, Al Baqarah yang artinya Sapi Betina.
“Ini juga bukan nama penulis.”
Lalu ia pun mulai membaca terjemah dua halaman pertama.
Surat Al Fatihah dan bagian awal Surat Al Baqarah.
“Alif Lam Mim. Kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya,
petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Ayat pertama dan kedua Surat Al Baqarah itu dibacanya dengan
perasaan berkecamuk. Bagaimana tidak, di bagian awal ia sudah ditantang.
Umumnya, buku-buku didahului dengan kata pengantar yang di antara isinya adalah
permintaan maaf atas ketidaksempurnaan buku tersebut. Namun buku yang ia pegang
itu justru menantang bahwa di dalamnya tidak ada keraguan yang berarti juga
tidak akan ada kesalahan.
Tantangan inilah yang membuatnya berusaha membuktikan bahwa
nanti ia bisa mendapatkan pertentangan isi kitab tersebut sebagaimana kitab
suci lain yang telah ia baca. Namun, terjemah ayat demi ayat yang ia baca
membuatnya semakin terkesima.
Maknanya dalam, bahasanya indah, dan sampai berlembar-lembar
ia tidak bisa menemukan pertentangan. Hatinya sejuk, akalnya membenarkan.
Akhirnya ia pun masuk Islam.
Renungan untuk Kita
“Banyak orang di luar sana yang masuk Islam setelah
mempelajari Al Qur’an sehingga meskipun usia kemuslimannya masih sangat muda, namun
iman dan komitmen ketaqwaannya bagus,” kata Ustadz Syaukani Ong, “maka kita
yang telah lama berislam harus memiliki semangat untuk mengkaji Al Qur’an.”
sumber: kisah hikmah
loading...
0 Response to "Lelaki Amerika Masuk Islam Setelah Tertantang Al Quran “Tidak Ada Keraguan di Dalamnya”"
Post a Comment