Nota Editor : Artikel ini asalnya telah dikongsikan oleh
Al-Habib Idrus Bin Abdullah al-Jufri.
Ada beberapa keutamaan Jemaah Haji yang menjadi korban
tertimpa crane di Masjidil Haram. Dan hanya Allah yang lebih Maha Mengetahui
hikmah dalam masalah ini.Wallahu a’lam. Diantaranya :
1. Meninggal di hari yang mulia, yaitu Jumaat.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : « مَا مِنْ مُسْلِمٍ
يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ
لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ
فِتْنَةَ الْقَبْرِ »
Ertinya: “Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma, ia
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang
muslim meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat melainkan Allah
akan melindunginya dari fitnah (pertanyaan) kubur.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad,
Humaid, Abu Ya’la, dan Al-Baihaqi).
2. Meninggal kerana tertimpa runtuhan.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
الشُّهَدَاءُ
خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Syuhada itu ada lima, yaitu orang
yang meninggal kerana penyakit ta’un, orang yang meninggal kerana penyakit
perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal kerana tertimpa
runtuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari
hadits Abu Hurairah).
3. Meninggal di jalan Allah, yaitu sedang atau akan
beribadah haji.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu menyampaikan sabda Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam :
مَا تَعُدُّوْنَ الشَّهِيْدَ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ،
مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ
اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ. قَالَ:
إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيْلٌ. قَالُوْا:
فَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ
اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ
فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ,
وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ
اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ
مَاتَ فيِ الطَّاعُوْنَ فَهُوَ
شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي
الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرِيْقُ
شَهِيْدٌ
“Siapa yang terhitung syahid menurut
anggapan kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, siapa yang terbunuh di
jalan Allah maka ia syahid.” Beliau menanggapi, “Kalau begitu, syuhada dari
kalangan umatku hanya sedikit.” “Bila demikian, siapakah mereka yang dikatakan
mati syahid, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat. Beliau menjawab, “Siapa
yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal di jalan
Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit tha’un2 maka ia
syahid, siapa yang meninggal karena penyakit perut maka ia syahid, dan siapa
yang tenggelam ia syahid.” (HR. Muslim)
4. Meninggal ketika sedang beramal solih.
Hudzaifah radhiyallahu anhu menyampaikan sabda Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam:
مَنْ قَالَ: لاَ إِلهَ
إِلاَّ الله ابْتِغَاءَ وَجْهِ
اللهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا
دَخَلَ الْجَنَّةَ. وَمَنْ صَامَ يَوْمًا
ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ
لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ.
وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ خُتِمَ
لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Siapa yang mengucapkan La ilaaha
illallah karena mengharapkan wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal
tersebut maka ia masuk surga. Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan
wajah Allah yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga.
Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah yang
ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk syurga.” (HR. Ahmad,
sanadnya sahih).
Semoga Allah menerima amalan para korban jatuhnya crane di
Masjidil Haram dan menjadikan mereka sbg para syuhada.
Innalillah wa inna ilaihi rooji’uun Taqobbalahumullah minas
syuhadaa..
Innalillah Wa inna laihi Rooji’un
AL FATIHAH
loading...
0 Response to "Hikmah Disebalik Runtuhan Kren di Masjidil Haram"
Post a Comment