Hati-Hati! Posisi Duduk Seperti Inilah Yang Sangat Dibenci
Oleh Allah SWT, Kenapa? Ini Alasannya!
Duduk yang dimurkai sebagaimana yang disifati Nabi dengan
menjadikan tangan kiri sebagai penumpu tubuh.
Dewasa ini, masyarakat kebanyakan sering mengartikan bahwa
Islam itu hanya mengurus masalah ibadah kepada Allah saja. Faktanya, tidak
hanya menyangkut masalah hubungan kita dengan Allah (habluminallah), namun
Islam juga mengurus masalah menyangkut hubungan kita dengan sesama manusia
(habluminannas) dan lingkungan.
Bahkan Islam itu mengatur seluruh aspek kehidupan manusia
dari yang paling kecil hingga paling besar, dari paling sederhana hingga paling
rumit bahkan dari manusia bangun tidur sampai tidur lagi.
Islam menjadi satu-satunya agama sekaligus sistem yang layak
dijadikan pedoman hidup. Kelengkapan cakupan aspek kehidupan Islam desebutkan
secara rinci dalam Al Qur’an. Termasuk mengatur perkara duduk.
Di antara bentuk duduk yang terlarang adalah sebagaimana
terlihat pada gambar diatas, yaitu duduk dengan meletakkan tangan kiri di
belakang dan dijadikan sandaran atau tumpuan.
Melalui Rasulullah SAW, Allah mengabarkan Dia begitu murka
dengan hamba-hamba-Nya yang duduk seperti ini. Sebagai muslim, sudah selayaknya
kita menjauhi apa yang diperintahkan Rasul, termasuk menghindari duduk seperti
ini.
Bukankah ini sering kita lakukan? Terutama saat duduk di
lantai saat menghadiri jamuan, saat bersantai bersama keluarga atau saat berada
di dalam masjid.
Al Syarid bin Al Suwaid berkata: Rasulullah SAW melintasi
sedang aku duduk begini; aku letakkan tangan kiri ke belakang badanku dan
bertongkat dengan tapak tanganku. Lalu Rasulullah berkata kepadaku: “Adakah
engkau duduk dengan duduknya mereka yang dimurkai?!”- Diriwayatkan oleh Ahmad,
dan Abu Daud. Disahihkan oleh Al-Albani.
Dalam riwayat Abu Daud yang lain pula disebutkan: “Janganlah
kamu duduk seperti ini kerana ia adalah cara duduk orang-orang yang diazab.”
Hadis itu dihasankan oleh al-Albani.
Juteru itu, sesiapa yang mahu duduk menyandar, maka
bersandarlah pada tangan kanan, bukan kiri. Ataupun dia bersandar pada
kedua-dua tangannya.
Syeikh Ibnu Uthaimin berkata: Cara duduk ini adalah
disifatkan oleh Nabi SAW sebagai cara duduk orang-orang yang dimurkai. Adapun
meletakkan kedua-dua tangan di belakang badan dan menyandar pada salah satu
daripadanya adalah tidak mengapa. Ataupun dia meletakkan tangan kanannya juga
tidak mengapa.
Apa yang disifatkan oleh Rasulullah sebagai cara duduk
orang-orang yang dimurkai ialah menjadikan tangan kiri di belakang badan, dan
menjadikan tapak tangannya di tanah dan bersandar padanya. Inilah apa yang
disifatkan oleh Nabi SAW sebagai cara duduk orang-orang yang dimurkai.
Beliau turut berkata: Hadis itu maknanya jelas iaitu
seseorang tidak boleh menyandar pada tangan kiri yang berada di belakang pada
tanah (lantai).
Syeikh ditanya: Sekiranya seseorang duduk seperti ini dengan
tujuan berehat sahaja, bukan tujuan mengikut orang Yahudi, adakah dia juga
berdosa? Beliau menjawab: Sekiranya dia mahukan untuk berehat, maka jadikanlah
sisi kanan, lalu hilanglah tegahan.
Syaikh ‘Abdul Al ‘Abbad mengatakan bahwa duduk seperti ini
hukumnya haram, meski sebagian ulama lain mengatakan makruh.
“Makruh dapat dimaknakan juga haram. Dan kadang makruh juga
berarti makruh tanzih (tidak sampai haram). Akan tetapi dalam hadits disifati
duduk semacam ini adalah duduk orang yang dimurkai, maka ini sudah jelas
menunjukkan haramnya.” (Syarh Sunan Abi Daud, 28: 49)
Sementara itu Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin
mengatakan, duduk yang dimurkai sebagaimana yang disifati Nabi dengan
menjadikan tangan kiri sebagai penumpu tubuh. Namun jika meletakkan kedua
tangan sebagai tumpuan, atau tangan kanan saja menjadi tumpuan, maka hal itu tidak
mengapa.
Lantas jika ada yang bertanya, dimana logikanya? Sebagian
mungkin mengatakan, ini tidak masuk akal dan tidak berdasarkan ilmu
pengetahuan. Allah dan Rasulullah SAW sudah memerintahkan, maka ini sudah cukup
bagi seorang muslim.
Adapun para ulama mengatakan jika duduk seperti ini
merupakan duduknya orang-orang yang sombong.
Masihkan kita mahukan bukti lain? Jika ini perintah Allah
dan Rasulnya, maka kita tidak perlu bukti lain. Ini adalah perintah dan jika
tidak ditaati merupakan tanda kesombongan seorang muslim.
Begitulah ajaran Islam, setiap sendi kehidupan bernafas
dengan aturan yang sudah ditetapkan. Peraturan yang dibuat, bukan bermaksud
memberatkan, namun pasti ada sebab positif baik dari segi sosial dan kesihatan.
sumber: islam itu indah
loading...
0 Response to "Hati-Hati! Posisi Duduk Seperti Inilah Yang Sangat Dibenci Oleh Allah SWT, Kenapa? Ini Alasannya!"
Post a Comment