Oleh: DR. Abdurrahman Muhammad
Dalam setahun, ada satu bulan yang kedatangannya selalu kita
nantikan, ia adalah bulan Ramadhan. pada bulan ini Allah menumpahkan
kebaikanNya untuk segenap hamba-hambaNya yang beriman. Di bulan ramadhan,
kedermawanan Nabi Saw lebih deras dari hembusan angin. Para sahabat dan salafus
shalih terdahulu selalu berlomba-lomba menumpuk kebaikan dan amal ibadah
didalamnya. Namun saat ini, kondisi umat islam sungguh memilukan, mayoritas
mereka tak saja lemah untuk diajak beristibaqul khairaat (berlomba-lomba dalam
mengerjakan kebaikan) di bulan penuh kemuliaan ini, tapi mereka selalu saja
tiap tahun tak siap dengan amalan-amalan yang semestinya mereka lakukan secara
benar. Karena itu, kami berikut ini menyajikan tulisan tentang berbagai
kesalahan yang sering dilakukan di bulan ramadhan.
Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, musim berbagai
macam ibadah seperti puasa, sholat, membaca Al-qur’an, bersedekah, berbuat
baik, beramar ma’ruf dan nahi munkar, berjihad, mengikuti majlis ilmu, dzikir,
do’a, istiqhfar, memohon surga, berlindung dari masuk neraka serta macam-macam
ibadah dan amal kebajikan lainnya.
Orang yang beruntung adalah yang menjaga setiap detik
waktunya, baik di siang atau malam hari untuk berbagai amal perbuatan yang
menjadikannya berbahagia serta lebih dekat kepada Allah, sesuai dengan yang
diperintahkan, tanpa menambah atau mengurangi. Karena itu, setiap muslim wajib
belajar tentang hukum-hukum puasa.
Sayangnya, tak sedikit orang yang melalaikan masalah ini,
sehingga banyak terjerumus pada masalah-masalah. Diantara kesalahan-kesalahan
yang umum dilakukan orang berkaitan dengan bulan ramadhan adalah :
1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa serta tidak
menanyakannya. Pada hal Allah berfirman: "Maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui."(An-Nahl:43)
Dan Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa dikehendaki
baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agamanya."(H.S.R
Bukhari dan Muslim)
2. Menyambut bulan suci ramadhan dengan hura-hura dan
bermain-main (main petasan, main kartu, main games), nonton sinetron,
ngabu-burit. Padahal yang seharusnya adalah menyambut bulan yang mulia tersebut
dengan dzikir dan bersyukur kepada Allah, karena masih diberi umur bertemu
kembali dengan bulan ramadhan. Lalu hendaknya ia bertaubat dengan
sungguh-sungguh, kembali kepada Allah serta melakukan muhasabatun nafs
(mengintrospeksi diri/melakukan perhitungan dosa-dosa pribadi), baik yang kecil
maupun yang besar, sebelum Datang Hari Perhitungan dan Pembalasan atas setiap
amal yang baik maupun yang buruk.
3. Sebagian orang, bila datang bulan ramadhan mereka
bertaubat. Rajin shalat dan berpuasa, mengenakkan jilbab, meramaikan masjid.
Berhenti merokok dan main judi dan tidak main perempuan. Bahkan yang lucu
pelacur pun menagmbil cuti selama bulan Ramadhan. Tetapi jika bulan ramadhan
talah berlalu mereka kembali lagi meninggalkan sholat dan melakukan lagi berbagai
perbuatan maksiat. Alangkah celaka golongan orang seperti ini, sebab mereka
tidak mengetahui Allah kecuali di bulan ramadhan. Tidakkah mereka mengetahui
bahwa Tuhan bulan-bulan pada sepanjang tahun adalah satu jua? Yaitu Allah Swt.
Bahwa maksiat itu tetap haram hukumnya di setiap waktu? Dan Bahwa Allah Swt
mengetahui perbuatan mereka di setiap saat dan tempat?
Karena itu, hendaknya mereka bertaubat kepada Allah dengan
taubatan nashuha (benar-benar taubat), meninggalkan maksiat serta menyesali apa
yang telah mereka lakukan dimasa lalu, selanjutnya berkemauan kuat untuk tidak
mengulanginya dikemudian hari sesudah bulan Ramadhan. Dengan demikian
insyah’Allah taubat mereka akan diterima, dan dosa-dosa mereka akan diampuni.
4. Anggapan sebagian orang bahwa bulan ramadhan adalah
kesempatan untuk tidur dan bermalas-malas di siang hari, serta untuk bergadang
di malam hari, ngobrol sama teman-teman di waktu taraweh, chating di internet,
berpacaran dsb. Lebih disayangkan lagi, mayoritas mereka bergadang dalam hal-hal
yang dimurkai Allah, berhura-hura, bermain yang sia-sia, menggunjing, adu domba
dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sangat berbahaya dan merugikan mereka
sendiri.
Sesungguhnya hari-hari bulan ramadhan merupakan saksi
taatnya orang-orang yang taat dan saksi maksiatnya orang-orang yang ahli
maksiat dan lupa diri.
5. Sebagian orang ada yang merasa sedih dengan datangnya
bulan ramadhan dan bersuka cita jika keluar dari padanya. Sebab mereka
beranggapan bahwa bulan ramadhan akan menghalangi mereka melakukan kebiasaan
maksiat dan menuruti syahwat. Meraka berpuasa sekedar ikut-ikutan dan
toleransi. Karena itu mereka lebih mengutamakan bulan-bulan lain dari pada
bulan ramadhan. Padahal ia adalah bulan penuh barakah, ampunan, rahmat dan
pembebasan dari neraka bagi setiap muslim yang melakukan kewajiban-kewajibannya
dan meninggalkan setiap yang diharamkan atasnya, mengerjakan segala perintah
dan menjauhi segala yang dilarang.
6. banyak orang yang bergadang pada malam-malam bulan
ramadhan dengan melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bermain-main, ngobrol,
jalan-jalan atau duduk-duduk dijembatan atau terotoar jalan. Pada tengah malam
mereka baru pulang dan langsung sahur kemudian tidur. Karena kelelahan, mereka
tidak bisa bangun untuk sholat subuh berjamaah pada waktunya. Ada banyak
kesalahan dari perbuatan semacam ini:
a. Bergadang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal
Nabi saw membenci tidur sebelum Isya’ dengan bercengkerama (ngobrol) setelahnya
kecuali dalam hal perbaikan. Dalam hadits Riwayat Ahmad, Rasulullah saw
bersabda: "Tidak boleh bercengkerama kecuali bagi orang yang sholat atau
bepergian."(Imam As-Suyuti berkata, hadits ini hasan).
b. Sia-sianya waktu mereka yang sangat berharga. Mereka sama
sekali tidak memanfaatkannya sedikitpun. Padahal masing-masing orang akan
menyesali setiap waktu yang ia lalui tanpa diiringi dengan mengingat Allah
didalamnya.
c. Menyegerakan sahur sebelum waktu yang dianjurkan, jam
2.00 atau jam 3.00. Padahal Rasulullah saw menganjurkan sahur pada akhir malam
sebelum terbit fajar.
Musibah terbesar mereka adalah tidak dapat menunaikan sholat
shubuh berjemaah tepat pada waktunya. Betapa tidak, sebab pahala shubuh
berjamaah menyamai sholat satu malam atau separuhnya. Hal ini sebagaimana
disabdakan Rasulullah saw: "Barang siapa sholat isya’ berjamaah maka
seakan-akan ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat shubuh berjamaah
maka seakan-akan ia sholat sepanjang (satu) malam." (HR. Muslim dari
Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu)
Orang yang meninggalkan shalat shubuh secara berjamaah
tersebut berkarakter sebagaimana orang-orang munafik, mereka tidak melakukan
sholat kecuali dalam keadaan malas, mengakhirkan waktunya dan tidak berjamaah.
Mereka mengharamkan dirinya dari mendapatkan keutamaan serta pahala yang besar.
7. Menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara
lahiriah seperti makan, minum dan bersenggama dengan istri, tetapi tidak
menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara maknawiyah seperti
menggunjing, adu domba, dusta, melaknat, mencaci, nonton blue movie, memandang
wanita-wanita di jalanan, di toko, di pasar dan sebagainya.
Seyogyanya setiap muslim memperhatikan puasanya, menjauhkan
diri dari hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa. Sebab betapa banyak
orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga
belaka. Betapa banyak orang yang sholat, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali
bergadang dan payah saja. Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa tidak
meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap
puasanya dari makan dan minum."(HR.Al-Bukhari).
8. Meninggalkan sholat taraweh. Padahal telah dijanjikan
bagi orang yang menjalankan karena iman dan mengharap pahala dari Allah ampunan
akan dosa-dosanya yang telah lalu. Orang yang meninggalkan sholat taraweh
berarti meremehkan adanya pahala yang agung dan balasan yang besar ini.
Ironinya, banyak umat islam yang meninggalkan sholat
taraweh. Barangkali ada yang ikut sholat sebentar lalu tidak melanjutkannya
hingga selesai. Atau rajin melakukannya pada awal-awal bulan ramadhan dan malas
ketika sudah akhir bulan, bahkan sejak minggu kedua bulan Ramadhan mereka tidak
ikut lagi sholat taraweh, alasan mereka, sholat taraweh hanya sunnah belaka.
Benar, tetapi ia adalah sunnah mu’akkadah yang dilakukan
olah Rasulullah saw, Khulafaur Rasyidin dan para Tabi’in yang mengikuti
petunjuk mereka. Ia adalah salah satu bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah, dan salah satu sebab bagi ampunan dan kecintaan Allah kepada hambaNya.
Orang yang meninggalkan berarti tidak mendapatkan bagian dari padanya sama
sekali. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian. Dan bahkan mungkin
orang yang melakukan sholat taraweh itu bertepatan dengan turunnya Lailatul
Qadar, maka ia akan beruntung dengan ampunan dan pahala yang amat besar.
9. Sebagian orang ada yang berpuasa, tetapi meninggalkan
sholat atau hanya sholat ketika bulan ramadhan saja. Orang semacam ini puasa
dan sedekahnya tidak bermanfaat. sebab sholat adalah tiang dan pilar utama
agama islam. Sholatlah yang membedakan orang beriman dengan orang munafiq atau
kafir.
10. Melakukan perjalan keluar negeri pada bulan ramadhan
untuk tujuan yang baik, tetapi agar bisa berbuka puasa dengan alasan musafir.
Perjalanan semacam ini tidak dibenarkan dan ia tidak bolah
berbuka karenannya. Sungguh tidak tersembunyi bagi Allah tipu daya orang-orang
yang suka menipu. Sebagian besar orang yang melakukan hal tersebut adalah para
tukang mabuk dan minuman-minuman keras, atau pengisap ganja dan sabu-sabu.
Mudah-mudahan Allah menjauhkan umat kita dari yang demikian.
11. Berbuka dengan sesuatu yang haram. Seperti minuman yang
memabukkan, rokok dan sejenisnya. Atau berbuka dengan sesuatu yang didapatkan
dari yang haram. Orang yang makan atau minum dari sesuatu yang haram tak akan
diterima amal perbuatannya dan tak mungkin pula do’anya dikabulkan. Wallahu
a’lam. (voa-islam)
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2009/09/08/1037/kesalahan-yang-sering-dilakukan-di-bulan-ramadhan/#sthash.MS36uu3L.dpuf
loading...
0 Response to "Kesalahan yang Sering Dilakukan di Bulan Ramadhan"
Post a Comment