4 Kisah Nabi Muhammad yang Menangis Karena Memikirkan Umatnya
Mari kita simak beberapa kisah yang sangat mengharukan dan
mungkin akan membuat kita menitikkan air mata.
Kisah 1
Rasulullah Muhammad SAW manusia biasa yang begitu lembut
hatinya. Begitu lembut, sehingga beliau kerap diketahui sahabat tengah
menangis. Para sahabat yang melihat kekasihnya menangis pun tak tahan pula
menitikan air mata.
Diriwayatkan Ibnu Masud, Nabi bersabda kepadaku, bacakanlah
Alquran untukku. Lalu aku berkata, wahai Rasulullah, bagaimana aku bisa
membacakan Alquran untukmu sementara Alquran sendiri diturunkan kepadamu.
Beliau bersabda, aku ingin mendengar bacaan orang lain. Lalu aku bacakan surah
An-Nisa.
Ketika sampai ayat ‘Maka bagaimana bila kami mendatangkan
kepada setiap umat seorang saksi dan engkau jadikan saksi atas umat ini (QS
an-Nisa 4:42). Beliau bersabda, cukup sampai disini. Aku menoleh kepada beliau,
ternyata kedua matanya meneteskan air mata. (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Tarmidzi, Ibnu Madjah, dan Ahmad).
Rasulullah pun menangis, etika ia menjenguk sahabatnya.
Diriwayatkan Ibnu Umar, Sad bin Ubadah sakit, lalu Rasulullah menjenguknya bersama
Abdurahman bin Auf, Sa’ad bn Waqqash, dan Abudllah bin Mas’ud. Setelah masuk,
beliau mendapatinya sedang pingsan.
Beliau bertanya, apakah dia sudah meninggal. Lalu, para
sahabat berkata, Belum. Lalu Rasulullah menangis. Para sahabat juga ikut menangis.
Kemudian, Rasulullah bersabda, tidakkah kalian mendengar?sesungguhnya Allah
tidak mengazab karena air mata, tidak pula karena kesedihan hati, tetapi Dia
mengazab karena ini–beliau menunjuk lisannya atau tidak memberikan rahmat-Nya
(HR Bukhari dan Muslim).
Sebagai pemimpin, Rasulullah selalu memikirkan umatnya.
Sebagaimana yang dilakukan para Nabi terdahulu. Beliau lalu berdoa kepada
Allah.
Pada suatu ketika, Rasullullah seperti diriwayatkan Abdullah
bin Amr bin al-Ash, tengah membaca kisah Nabi Ibrahim juga tentang Nabi Isa.
Setelah itu Rasulullah mengangkat tanganya dan berdoa. “Ya Allah, umatku,
umatku. Setelah itu beliau menangis. Kemudian Allah befirman, wahai Jibril,
temuilah Muhammad–Rabbmu Maha Tahu apa yang terjadi, lalu tanyakan kepadanya
kenapa ia menangis.
Jibril kemudian mendatangi beliau. Kemudian beliau
ceritakan, apa yang terjadi-Dia Maha Tahu tentang hal itu. Lalu Allah berfirman,
Wahai Jibril, temuilah Muhammad lalu katakan, Kami membuatmu ridha mengenai
nasib umatmu dan itu tidak akan mengecewakanmu. (HR Muslim).
Kisah 2
Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tak
biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa. Maka
Rasulullah SAW bertanya:
“Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?” Jawabnya: ”
Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan
penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka
Jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk
bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya”
Lalu Rasullulah Saw bersabda:
“Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam”
Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka
dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun
sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap,
tidak pernah padam nyala dan baranya.
Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya
akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya. Demi Allah, andaikan
satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati
penduduk bumi karena panas dan basinya.
Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang
disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai
ke bawah bumi yang ke-7.
Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa,
niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya.
Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur
nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.
Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70
tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain”
Dikatakan dalam Hadist Qudsi:
“Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu
tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahariKu. Tahukah kamu bahwa neraka
jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah
mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah
mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak
mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di
dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang
hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap
rantai diseret oleh 70.000 malaikat”
“Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk
membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam” (HR. Bukhari-Muslim). ”
Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar
kegeraman dan suara nyalanya” (QS. Al-Furqan: 11).
“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar
suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir
(neraka) itu terpecah lantaran marah” (QS. Al-Mulk: 7).
Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak),
anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum
(naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas) (QS.
Al-Waqi’ah: 41-44).
Rasulullah Saw meminta Jibril untuk menjelaskan satu per
satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.
“Pintu pertama dinamakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang),
yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir. Pintu ke 2 dinamakan Jahim,
yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin; Pintu ke 3 dinamakan Saqar, yang
diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api; Pintu ke 4 dinamakan Ladha,
diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya; Pintu ke 5 dinamakan Huthomah
(artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum
Yahudi; Pintu ke 6 dinamakan Sa’ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala),
diperuntukkan bagi kaum kafir.
Rasulullah bertanya: “Bagaimana dengan pintu ke-7?”
Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan
siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah Saw mendesaknya
sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan, “Pintu ke 7 diperuntukkan bagi
umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata taubat”
Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah Saw
pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Saw di pangkuannya
sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: “Ya Jibril, sungguh
besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan
masuk ke dalam neraka?” Jawabnya: “Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari
umatmu.”
Nabi Muhammad SAW lalu menangis, Jibril pun ikut menangis.
Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk
sembahyang. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama
beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang
sangat memilukan.
Kisah 3
Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menangis sepanjang malam. Apa yang membuat beliau menangis sepanjang malam?
Apakah istri? Anak keturunan? Harta benda dan kebun-kebun? Ternyata bukan
karena hal-hal duniawi tersebut.
Beliau menangisnya karena dalam shalatnya beliau membaca
Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah ayat 118 yang menceritakan doa untuk umatnya, untuk
kita.
Beliau shalat sambil menangis hingga waktu Subuh tiba.
Beliau terus mengulang-ulang ayat tersebut. “Jika Engkau
siksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-MU, dan jika Engkau
mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Kemudian beliau memanjatkan kedua tangan seraya berdoa, “Ya
ALLAH, umatku.. umatku…”
Lalu beliau menangis tersedu-sedu.
ALLAH Subhanahu Wata’ala berkata kepada Jibril, “Wahai
Jibril, pergi dan temuilah Muhammad. Tuhanmu Maha Mengetahui. Sekarang tanyakan
kepadanya, kenapa dia menangis?”
Jibril pun menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
untuk menanyakan sebab musabab beliau menangis. Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam berterus terang kepada Jibril mengenai kekhawatiran beliau pada umat
beliau. Jibril pun melaporkan pengaduan Rasulullah itu kepada ALLAH.
ALLAH menjawab, “Sekarang, pergi dan temui Muhammad. Katakan
padanya bahwa Aku meridainya untuk memberikan syafaat kepada umatnya dan Aku
tidak kan berbuat buruk kepadanya (selama tidak menyekutukan Allah).” (HR.
Muslim dan Ath-Thabari)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, manusia mulia itu,
laki-laki agung itu, menangis dalam shalatnya. Menangis memohon ampunan untuk
umatnya, kita.
Kisah 4
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru
mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang
membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah
membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tak
tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah
lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang
menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di
atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril,
jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang
amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti
ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu
ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril
lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir,
wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan
syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata
Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah
peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di
sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau
melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat
pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut
ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena
sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa
maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali
segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum
–peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat
saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii,
ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran
itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad
wa baarik alaaa Rosuulillah wa salim ‘alaihi
Subhanallaaaah…
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Subhanallah Sungguh besar cinta Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam pada kita. Bagaimana dengan kita? Menangiskah kita ketika
mengingat ALLAH dan Rasul-Nya?
Rindu kami padamu ya Rasul…
Semoga Shalawat serta Salam,Senantiasa ALLAH limpah curahkan
kepada Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam,kepada
Keluarganya,Sahabat2nya,dan Kita juga sebagai umat nya semoga mendapat syafaat
Beliau kelak di Hari Kiamat.
Sumber: 1000semutkita.blogspot.com
loading...
0 Response to "4 Kisah Nabi Muhammad yang Menangis Karena Memikirkan Umatnya"
Post a Comment